Mencerca.
Rembulan yang kian hitam terlalap malam.
Yang kian kelam temani hitamnya jiwa.
Jiwa yang tertikam belati di ujung asa.
Menjelma bak siluman.
Mengikis keraguan.
Mencari asa yang kian hilang.
Tenggelam diantara malam yang kian kelam.
Jiwaku hitam.
Menyeruak di balik sepi spoi angin pantai.
Bermandikan sinar gelap dari rembulan.
Tak terbuai oleh angan.
Jiwa menjelma.
Meneteskan liur.
Menyerupai serigala.
Meraung di bawah rembulan yang gelap.
Merindu cahaya terang.
Jiwa dingin beku.
Menjadi kelabu.
Di mana hangatnya rembulan?
Semua menjadi hitam dan kelam.
Menjadi sunyi dan sepi.
Bermandikan kegelapan.
Di antara asa yang kian lenyap.
Ubud.
27/08/2010
ingin ku caci malam
0komentar
ingin ku caci malam.
Meludah ke hadapan wajah yg berbinar mencela.
Aku benci angin.
Yang membawa derita kaum pecinta.
Dimana sesungguhnya nikmat yang kau janjikan?
Dimana letak cinta yang sedari dulu kau agunggkan?
Lelah ku mencari.
Tapi tak jua ingin berlari.
Hanya termangu menanti bayang semu.
Mencoba tuk hentikan waktu.
Ubud.
16/08/2010
Meludah ke hadapan wajah yg berbinar mencela.
Aku benci angin.
Yang membawa derita kaum pecinta.
Dimana sesungguhnya nikmat yang kau janjikan?
Dimana letak cinta yang sedari dulu kau agunggkan?
Lelah ku mencari.
Tapi tak jua ingin berlari.
Hanya termangu menanti bayang semu.
Mencoba tuk hentikan waktu.
Ubud.
16/08/2010
menggerutu.
1 komentar
Itu bukanlah imaji jingga yg merona layaknya pelangi selepas hujan/
ataupun khayalan diantara para malaikat pencabut nyawa/
itu antara kau dan aku/
ter-balut cinta/
menjelma di setiap titik2 embun yg mulai menetes ke padang pasir/
mekarkan bebunga yg kian layu terhempas rindu/
aku mati tapi bernafas/
jantungku masih berdetak meski sesungguhnya jantungku sudah hilang/
ini bukanlah imaji/
ini juga bukan khayalan/
senja yang datang kian membalut dan merengkuh jiwa yang mulai sepi terlalap api/
kobarkan rasa rindu yang merubah langit menjadi ungu/
kelam dan suram/
badai pasir datang hancurkan titik2 embun yg enggan tuk menetes/
harapan sirna di balik merekahnya bunga setaman/
tapi rindu tetaplah rindu/
gegrogti tubuh ini/
hingga busukkan jiwa yang tertanam dalam duka kaum pecinta/
aku/
merindu sebuah kecupan/
aku rindu akan pelukkan/
hangat tanganmu masih terasa dan takkan bisa tergantikan/
ini bukan imaji ataupun khayalan/
aku membisu di temani bulan yg membatu dalam rindu yg buat menggerutu.
Bali
01/08/2010
ataupun khayalan diantara para malaikat pencabut nyawa/
itu antara kau dan aku/
ter-balut cinta/
menjelma di setiap titik2 embun yg mulai menetes ke padang pasir/
mekarkan bebunga yg kian layu terhempas rindu/
aku mati tapi bernafas/
jantungku masih berdetak meski sesungguhnya jantungku sudah hilang/
ini bukanlah imaji/
ini juga bukan khayalan/
senja yang datang kian membalut dan merengkuh jiwa yang mulai sepi terlalap api/
kobarkan rasa rindu yang merubah langit menjadi ungu/
kelam dan suram/
badai pasir datang hancurkan titik2 embun yg enggan tuk menetes/
harapan sirna di balik merekahnya bunga setaman/
tapi rindu tetaplah rindu/
gegrogti tubuh ini/
hingga busukkan jiwa yang tertanam dalam duka kaum pecinta/
aku/
merindu sebuah kecupan/
aku rindu akan pelukkan/
hangat tanganmu masih terasa dan takkan bisa tergantikan/
ini bukan imaji ataupun khayalan/
aku membisu di temani bulan yg membatu dalam rindu yg buat menggerutu.
Bali
01/08/2010
Subscribe to:
Posts (Atom)