sebuah kepalsuan!

Akankah nanyian itu terdengar lagi?
Memecah sebuah kebuntuan diantara hitamnya kelam.
Atau sekedar mengejutkan jiwa yang mulai kehilangan arah.
Diantara sisa sisa birahi yang masih berbekas di dahi.

Lirih kidung bukan lagi menjadi alasan.
Kidung kematian yang akan hantarkan badan kasar ini ke peraduan abadi.
Diantara himpitan tanah 2 meter.
Belatungpun akan menajdi teman setia dalam menjalani hari kelam.

Tangis tak'an terdengar.
Meski isaknya menggelegar memecah kesunyian pelayat yang datang menatap haru.
Bukan karena aku mati.
Tapi hanya menjadi kedok, kebahagiaan akan kematianku ini.

Jasadku mulai di usung.
Menuju tempat abadi yang konon lebih indah dari ke fana-an dunia.
Tempat yang lebih berbunga, kalahkan taman indah tempat kita bercinta dulu.
Atau tempat dimana ada, penjual kembang gula ter-enak yang pernah ada.

Lagi.
Terdengar tangis palsu.


Hahahaa.


Aku tertawa dalam matiku.
Melihat sebuah ke pura puraan di wajah mereka.
Tangis yang konon pilu tapi ternyata palsu.
Tetesannya hanya sebuah kamuflase belaka.



Di ujung sana.
Aku sudah melihat cahaya ke-emasan.
Silau aku bung!
Tapi apa itu pintu neraka?

0 komentar:

Post a Comment

Hujat lah !!!

 

MOYO © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates