Aku menidurinya!

0komentar
Friday, March 26, 2010 at 9:40pm

Shit....!
Aku menidurinya.

Aku malu.
Aku telah buatnya kecewa.

Lidahku seketika bertulang.
Tulang tulang ku tak sanggup lagi menopang tubuh hitam gempal ini.

Aku benar benar salah.
Aku telah meniduri dia.

Dia.
Bidadari yang selalu kudamba.

Apa aku salah menidurinya?
Bukannya itu ungkapan rasa sayangku padanya?

Aku tak ingin dia pergi.

Maaf kan aku sayang.
Jika aku tlah buat kau hancur.
Meneteskan air air yang jernih dari matamu yang indah itu.
Kan ku pinjamkan kau lenganku.
Akan ku berikan engkau pelukan terhangat yang ku punya.

Maafkan aku sayang.

Tapi.
Aku tetap penuh dosa.
Telah berani menidurinya.

Arrrrggghhh....
Apa yang harus ku lakukan untuk memutar waktu lagi?

26/03/10
aku tlah bersalah.
Pintu neraka terbuka lebar untukku.

Kesempurnaan malam.

0komentar
Wednesday, March 24, 2010 at 10:34pm

Beriak air ku dengar riuh.
Lantunkan sejuta symphoni yang iringi malamku.

Lagi.
Malam ini tak ada bintang yang bersinar.
Tak ada bulan yang tersenyum.

Langitku kelam.
Apa kau kantongi semua pernak pernik angkasa?
Apa kau curi semua keindahan itu?

Jika iya.
Ku ingin kejar dirimu.
Ku kan rebut kembali seisi angkasa.
Kan ku hiasi dinding rumahku dengan itu semua.

Mereka akan terangi setiap malamku.
Setiap ku rebahkan badan yang lusuh ini di ranjang reot.

Ku tak ingin kesempurnaan malam dicuri oleh dirimu.

Namun.
Jika kau tanyakan aku,'tidak kah kau kesepian nikmati semua?.

Sontak ku kan terdiam.
Mulutku kaku beku tak bisa bergerak.

Iya mungkin aku bodoh.
Aku egois.
Hanya nikmatinya sendiri.

Kan ku bagi sempurnanya malam dengan seseorang.
Dengan dia.
Dia yang ku cinta dan ku sayang.
Dia lah bidadari yang mengambil sebagian hatiku ini.

Dan dia.
Hanya dia.
Tak ada yang lain.

24/03/10

Kematian = abadi.

0komentar
Tuesday, March 23, 2010 at 1:21pm

Semuanya akan mati.
Semuanya akan kembali ke pangkuan sang pencipta.

Aku.
Kamu.
Dia.
Mereka.
Tumbuhan.
Binatang.

Semuanya akan mati.
Tak satupun akan luput dari kematian.

Dibunuh atau terbunuh.
Sakit atau disakiti.
Tak ada yang tahu kapan kita kan mati.
Tak ada yang tau bagaimana kita kan berpulang.

Inilah bagian dari hidup.
Lahir,muda,tua dan Mati.

Yang abadi hanyalah kematian.


23/03/10.

Selamat malam dunia.

0komentar
Sunday, March 21, 2010 at 10:29pm

Mari.
Kita tengadahkan badan di atas padang hijau nan empuk ini.
Rentangkan seluruh badan ini.
Rasakan suara angin.
Bersatu lah dengan bumi.

Bintang kemintang memayungimu.
Bulan akan setia tersenyum untukmu.

Rasakan.
Ketika angin berhembus,menjamah setiap lekuk tubuhmu.

Bersatulah dengannya.
Pejamkan matamu.
Dan dia akan memelukmu.

Bulan kan tersenyum.
Ketika malam itu kau bersatu dengan ibu bumi.
Ketika jiwa bisa merasakan hembusan angin malam di padang nun hijau.

Semua sungguh sempurna.
Ibu bumi menjadi ranjang emasku.
Angin kan peluk diriku.
Dan gemerlap bintang kan menyelimuti tubuhku ini.

Selamat malam dunia.
Semoga kau mimpi indah.


21/03/10
di suatu malam.
Di saat alam mulai merintih kesakitan.
Kapankah kita kan sadar?

Seperti perahu kertas.

0komentar
Wednesday, March 17, 2010 at 5:52pm

Buatkanlah aku perahu kertas.
Ingin ku hanyutkan segera.
Ingin ku penuhi perahu itu dengan sejuta anganku.
Akan penuhi setiap celah di perahu itu dengan cita-citaku.

Ku ingin hanyutkan segera.
Agar dia segera menuju lautan lepas.

Bebas.
Dia akan bebas mengarungi lautan.
Meski berjuta angan dan cita-cita memenuhi setiap celah yang ada diperahu itu.

Ku ingin perahu itu mengarunggi 7 lautan.
Menapaki setiap tempat terindah di bumi ini.

Biarkan angin hantarkan dia ke peraduan sang surya.
Di penghujung cakrawala ini.

Biarkan ia bebas mengarungi lautan.
Tak kenal duka maupun suka.
Tak peduli dek dek yang mulai berlubang dan bocor.
Biarkan ia kejar tempat sang surya.

Bebas.
Tanpa batas.
Iya,aku pun ingin seperti dia. Mengejar setiap angan dan cita citaku.
Meraih semuanya. Tak kan menyerah.

Di antara pohon dan jendela tua. (aku bukan pengecut)

0komentar
Monday, March 15, 2010 at 12:19pm

Dari jendela yang usang ini. Dari kaca yang sudah retak dimakan waktu semua tertuju pada sebuah pohon rindang nan hijau itu.
Besar memang,mampu teduhkan kita dari terpaan sang surya.
Dari celah kecil dibalik jendela ini ku melihat sebuah senyuman. Mungkin itu yang terindah,ketika sekumpulan orang bercengkrama larut dalam canda tawa berpayung pohon tua nan besar itu.

Apakah ia tau aku mencuri pandang,mencari celah sempit di jendela tua ini hanya untuk melihat senyumannya itu?
Kaki ini terasa lumpuh,tak mampu bergerak. Apalagi mulut ini,terdiam dan tak kan mungkin bisa berujar jika aku hampiri dia dan tanyakan siapa kau yang sebenarnya. Yang bersembunyi dibalik senyum indah itu.

Ah... Sudahlah. Cukup dari sini aku pandangi. Cukup dari sini aku berkenalan dengannya. Tapi bagaimana caranya?

'Dasar tolol!',hati kecilku berucap. Hampiri saja dia,jangan kau sia siakan!
Tapi aku ini pengecut,tak berani hampiri putri secantik dia.

Masih dibawah pohon rindang,tua dan besar itu. Masih dengan riuh,gelak tawa dan canda para manusia menghiasinya. Dia pun memandang kearah jendela usang yang hampir habis dimakan rayap itu. Memelototi setiap celah yang mampu ia jamah.
Apakah ia tau aku dibalik jendela itu?
Aku takut,aku takut jika ia menghampiriku dan memergoki aku yang pengecut ini menatapnya. Apa dia akan menamparku? Menghujatku dengan kata kata kotornya,atau akan meludahi ku?

Sontak saja aku bersembunyi,menundukan badanku dari jendela itu.
Cukup lama aku bergulat dengan hati dan otakku yang aneh ini.
Haruskah aku hampirinya ato hanya cukup pandanginya?

Dasar!!!
Betapa pengecutnya aku ini.

Ketika ku beranikan kakiku tuk bergerak,berdiri dan siap untuk menikmatinya lagi. Tapi riuh yang sedari tadi menghilang.
Iapun menghilang,tanpa sisakan senyuman ataupun bayangan indah tentangnya itu.

Pohon itu menjadi saksi kepengecutan ku.
Pohon itu tertawa. Jendela yang termakan rayap menghujatku.
Anginpun serasa ikut meludahi ku.

Aku pengecut!!!

Hampir setiap hari ku sambangi jendela itu.
Namun ia tak kunjung tiba.
Hingga ku beranikan diri tuk berteduh di pohon yang dulu tertawakan aku.
Sejam,dua jam,tiga jam.
Sehari,seminggu dan akhirnya sebulan berlalu.
Dengkingan sirine ambulance kagetkan aku, foto sang putri pujaan hati tergantung di depannya. Melingkar sebuah karang bunga.
Dia telah pergi,bawa senyuman,tawa candanya yang selalu buatku tersenyum di balik jendela tua.

Namanya nina.dia meninggal karena serangan kanker ganas di payudaranya.

Tapi kenapa aku harus tau namanya sekarang? Tidakkah semua itu sia sia?

Dia pergi membawa senyuman itu.
Biarkan jendela,pohon dan angin menjadi kenanganku tentangnya.

15 Maret 2010.

Aku bukan pengecut,tapi hanya malu.

Ku selalu ingat.

0komentar
Sunday, March 14, 2010 at 6:33pm

Jika kau pertanyakan apa yang ku ingat dari dia,tak cukup sejuta kata untuk ungkapkan semua itu.

Ku ingat senyumannya.
Ku ingat sentuhan lembut dipipiku ini.
Ku ingat ketika malam mulai mencekam dia memelukku erat.

Ku ingat akan kecupannya tepat dibibir ini.
Ku ingat genggaman tangannya.
Begitu hangat,terlalu sayang untuk dilepas.

Ketika kau mulai bertanya (lagi),apa yang kau ingat dari tambatan hatimu yang slalu kau puja itu?
Keringpun mulut ini tak kan bisa ungkapkan semuanya.


Aku ingat ketika ia menyuapiku mesra.
Aku ingat ketika ia mengucap kata sayang dihadapanku.

Ku ingat semua tentangnya.
Tak ada setitikpun darinya yang terlupakan ataupun terbuang.

Dia yang kucinta dan kudamba.
Dia yang ku sayang takan terlupakan.

Hanya dia.
Tak ada yang lain.

14/03/10

ketika semua ingatan di otakku tentangnya muncul. Datangkan rindu yang buat badan ini kaku.
Tak bisa bergerak,mati rasa.
Hanya bayang-bayangnya yang ada dihadapanku.

Kunang-kunang tak sesempurna bintang.

0komentar
Thursday, March 11, 2010 at 8:43pm

Tuntunlah aku teman.
Dari gelapnya malam yang semakin kelam.
Hanya kau yang berikan cahaya itu.

Beterbangan.
Hiasi malam.
Saingi gemerlapnya sang bintang.

Iya
kau memang tak seindah bintang disana yang bersinar abadi tiada henti.
Kau bisa mati.
Sewaktu waktu cahayamu akan redup dan kelam malam akan menyelimuti jiwa ini lagi.

Memang kau tak abadi.
Tapi kau berikan yang terbaik dari dirimu yang indah itu.

Kau bercahaya.
Terangi kelamnya malam yang semakin gelap mencekam.

Kau temanku.
Wahai kunang-kunang.
Kerap kali kau hadirkan pelita bagi setiap insan.
Meski tak sesempurna bintang.
Setiap kau hadir disuatu malam semuanya jadi begitu indah.

11/03/10
hidup seperti kunang-kunang. Meski suatu saat kau akan mati,namun berikanlah yang terbaik yang kau bisa.

Aku hanya 'pelacur' II

0komentar
Monday, March 7 2010 at 8:25pm

Lihat...
Pangeran berkuda itu hampir tiba.

Terdengar hentakkan sepatu si kuda putih itu.

Dia akan muncul dari ufuk barat.
Ketika sang surya akan kembali ke peraduannya tercinta.

Dengan gagah.
Dengan jubah ksatria yang berkilau.
Dengan pedang,yang akan dia gunakan tuk lindungi diriku.

Tapi apa dia akan benar benar datang untuk menjemputku?
Membawa ku pergi untuk menuju kehidupan yang baru.
Jauh dari kesuraman dan belenggu dosa.
Jauh dari bayang neraka yang sudah menjadi bagian hidupku.

Aku ini pelacur.
Aku ini kotor.
Penuh dosa.
Sisa sisa sperma itu belum bersih benar.

Tapi aku ingin dia.
Ingin dia ajak ku pergi ke taman yang indah.
Penuh akan bebunga yang menawan.

Menghabiskan hari bersama. Merona penuh cinta.

Ubud.
08/03/10.

Tunggu...
Sebelum dia tiba,inginku bersihkan tubuh ini segera. Dibawah guyuran hujan yang begitu riuhnya menghujam bumi.

aku hanya 'pelacur'

0komentar
Wednesday, March 3 2010, at 8:22pm

iya, tubuhku berbalut birahi yang tinggi.
semuanya tak terkendali.
cucuran sperma selalu menghiasi tubuhku yang indah ini.
tak kurang 20 lelaki menyetubuhi aku setiap harinya.

aku haus kepuasan.
aku haus kenikmatan.

mereka semua tak ada yang mampu buat ku terbang.
buatku melayang.

apa ada yang salah denganku???
apakah salah jika aku ingin mencari sebuah kenikmatan?


adakah yang bisa beri aku kenikmatan surgawi yang bisa buatku terbang hingga langit ketujuh?

aku pelacur......
aku hina.....
aku wanita penuh maksiat....
tapi apa ada yang peduli akan jiwaku yang rapuh in?
ingat aku hanya ingin kepuasan!

akankah hadir seorang pangeran yang bisa hadiahkanku kenikmatan itu?

tapi aku kotor...
aku terlalu kotor untuk ia dekati...
apa yang harus aku lakukan sekarang?

ambilkan aku air suci!!!
basuh aku!!!
mandikan aku dengan kembang tujuh rupa!!!
atau air susu???

aku ingin bersih.
sebelum ia datang menghampiriku.
menjemputku dan menaikkan diriku diatas kuda putihnya yang perkasa.

tapi apa mungkin aku kan bersih?
dengan jiwa yang sekotor ini.
badan berlumuran sperma.
sukma yang terhujam dosa.

aku hanya wanita kotor, berlumuran sperma, penuh dosa.
hanya bayang- banyang neraka yang menemaniku.

ubud.
03/0310

Coklat.

0komentar
Wednesday, March, 3 2010, at 12:22am

Masukkan beribu batang coklat ke dalam rongga mulutmu!
Rasakan manisnya!
Nikmati pahitnya!
Telan semua!
Jangan kau sisakan!
Biarkan liurmu menetes keluar,kau harus tetap menelannya.
Ayo cepat habiskan!

Kau yang sudah diberi berkah untuk menikmatinya.
Kau bagian dari orang beruntung yang mampu masukkan coklat ke rongga mulutmu.

Adakah di benakmu tuk bagikan itu kesemua orang?
Agar semua bisa nikmati lezatnya batangan batangan nan menawan itu?!
Jangan egois.
Jangan serakah.
Mungkin sekarang Tuhan berikan nikmat ini sesaat.
Berbagilah!

*ps: aku tak mengerti apa yang aku buat ini*

Dimana kau cinta?

0komentar
Monday, March, 1 2010 at 9:55pm

Dimanakah kau cinta?
Apakah:
Dikantong celanaku?
Di d0mpetku?
Di tasku?
Di lemari besi itu?
Di bawah bantal?
Atau di kolong kasur usang ku?

Dimana kau bersembunyi?

Apa perlu ku obrak abrik se-isi dunia tuk dapatkanmu?

Dimana kau wahai cinta?

Di pojok itu tak ada.
Di pohon tempatku berteduh tak mungkin.
Kau menghilang kemana?

Dilangit ke tujuh kah?

Atau kau hanya bayang semu dari indahnya dunia?

Ku telanjangi diriku.
Mencarimu keseluruh bagian tubuhku.
Ketiak.
Hidung.
Telinga.
Mulut.
Pantat.
Dimana sesungguhnya kau bersembunyi?

Hingga ku robek dadaku.
Mencarimu dihatiku.
Tapi tetap saja tak ada.

Dimana kau?

01/03/10
ketika seseorang mencari cinta.

Bumi murka.

0komentar
Sunday, February 28, 2010 at 9:21pm

Apakah alam akan murka lagi?

Bumi sudah mulai retak.
Langit sudah bergemuruh.
Layaknya genderang perang yang di tabuh bertalu talu.

Kilat iringi semuanya.
Beri peringatan agar kita waspada.

Apa bumi marah?

Bumi berguncang.
Gelombang melahap apa yang ada.
Angin hancurkan segala.

Tak sisakan apa.

Kemana kita harus sembunyi?

Matahari tak tersenyum lagi.
Sang dewi malam enggan tebarkan pesonanya.
Apa yang akan terjadi?

Awan berhenti menari.
Sang bintang enggan tuk berkelip.

Apa bumi ini murka?

Kemana kita kan berlari ketika bumi tak lagi menjadi sahabat kita?

Sang bulan.

0komentar
Friday, February 26, 2010 at 6:52pm

Malam nan terang.
Mengiringi setiap lantunan indah di balik semak.
Mereka bernyanyi.
Saling bersautan.

Diatasnya terpampang bentuk sempurna sang bulan.

Apa kau tau siapa bulan itu?
Iya, seorang kawan berbisik padaku bahwa bulan adalah jelmaan putri cantik yang hidup dilangit.
Akupun seolah tak percaya.
Apakah ada kehidupan lain dibumi ini?

Ketika ku mulai pandangi setiap lekuknya, aku mulai bertanya lagi; apa yang ia rasakan disana?apa yang ia harapkan dari atas langit nun jauh disana?

Anginpun menjawabku; ia hanya inginkan setiap manusia bahagia,tak lebih dari itu,ia hanya ingin menerangi setiap malam yang kita lalui.

Sungguh mulia dirinya.
Senantiasa bersinar untuk kita.
Apa salahnya kita tersenyum menatap dirinya yang begitu indah.
Menikmati siraman cahayanya yang begitu terangi jiwa.

26/02/10

sendiri ku pandangi sang rembulan,ingin ku gapai dan ku hadiahkan pada ia sang kekasih hati.

Kotor-menjijikkan.

0komentar
Wednesday, February 24, 2010 at 4:28pm

Tubuhku bau.
Menjijikkan.
Apa Aku berlumuran tai?
Bukan...
Ini bukan tai.
Ini lebih kotor dan menjijikkan.
Kau basuh dengan kembang tujuh rupa pun tak kan ilang.
Atau kau guyur diriku dengan setangki air, juga tak berpengaruh.

Kotor dan menjijikkan.
Inilah sang pendosa yang tubuhnya berbalut dosa.
Sang pendosa yang kotor,bau dan menjijikkan.

24/02/2010
 

MOYO © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates