Itu bukanlah imaji jingga yg merona layaknya pelangi selepas hujan/
ataupun khayalan diantara para malaikat pencabut nyawa/
itu antara kau dan aku/
ter-balut cinta/
menjelma di setiap titik2 embun yg mulai menetes ke padang pasir/
mekarkan bebunga yg kian layu terhempas rindu/
aku mati tapi bernafas/
jantungku masih berdetak meski sesungguhnya jantungku sudah hilang/
ini bukanlah imaji/
ini juga bukan khayalan/
senja yang datang kian membalut dan merengkuh jiwa yang mulai sepi terlalap api/
kobarkan rasa rindu yang merubah langit menjadi ungu/
kelam dan suram/
badai pasir datang hancurkan titik2 embun yg enggan tuk menetes/
harapan sirna di balik merekahnya bunga setaman/
tapi rindu tetaplah rindu/
gegrogti tubuh ini/
hingga busukkan jiwa yang tertanam dalam duka kaum pecinta/
aku/
merindu sebuah kecupan/
aku rindu akan pelukkan/
hangat tanganmu masih terasa dan takkan bisa tergantikan/
ini bukan imaji ataupun khayalan/
aku membisu di temani bulan yg membatu dalam rindu yg buat menggerutu.
Bali
01/08/2010
1 komentar:
mencoba untuk nggak nangis setiap baca puisi ini
Post a Comment
Hujat lah !!!