bidadari tertawa 2

ingat kah kau?
ketika tetes demi tetes air mata jatuh di semak yang tandus.
di mana asaku terbenam di hamparan padang pasir emas.
bidadari semakin girang tertawa.

menikmati detik demi detik derita yang aku rasakan.
mereka puas.
tertawa terpingkal pingkal.
mencercaku dengan makian dan umpatan,
yang membuat api kian membesar melalap aku dan mungkin asaku yang tertinggal.
menguak ke gundahan jiwa akan hilangnya harapan.


lelah aku mendengar tawa jenaka yang bagai neraka.
menghujam setiap derita dengan tusukan panah.
bukan panah asamara, tapi panah beracun dengan ujung berlumuran garam yang kian buatku meringis perih.
aku tersungkur tapi bukan mati, aku hanya diam menikmati.

kulitku kian melepuh.
tulangkupun terasa mau hancur.
aku tak sanggup lagi berdiri ataupun berdikari.
mulutku membeku tapi dalam lalapan api.

hujan turunlah.
hentikan tawa bidadari biadab yang berlagak sebagai pencipta.
guyurlah mereka dengan derasmu, buat mereka tunggang langgang.
hingga aku bisa duduk, hanya duduk dan tidak lebih.

hujan.
mungkikah asaku ada di antara rintikanmu yang mengalir di setiap lekuk tubuhku?
aku tak peduli perihmu, aku hanya ingin kau bawakan aku sedikit harapan.
hanya sedikit saja, harapan dari asa yang hilang.

aku tak ingin mendengar gelak tawa mereka lagi.


Ubud, 18 September 2010

0 komentar:

Post a Comment

Hujat lah !!!

 

MOYO © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates