Jalan tak bernama.

Di penghujung jalan tak bernama ini.
Dua sejoli bergandeng tangan bersama.

Setiap senja.
Meski terik.
Walau gerimis.
Tangan mereka tetap terbelenggu.

Ketika itu musim gugur tiba.
Dedaun bertaburan hiasi jalan panjang itu.
Bebunga tak lagi mekar.
Hanya terjatuh, hiasi setiap langkah yang mereka lalui.

Angin.
Hembuskan setiap nafasnya.
Menggugurkan bebunga nun indah itu.
Semakin ia mendesah.
Bebunga semakin semarak hiasi jalanan tak bernama.

Hanya mereka.
Hanya mereka yang senantiasa lewati setiap inci jalanan tak bernama itu.

Sudah berapa musim gugur terlewati.
Entah berapa banyak bunga yang gugur.

Mereka tetap lewati jalanan ini.
Berpegang tangan.
Peluk mesra.
Terkadang kecupan melayang di kening sejoli yang tak terpisahkan.

2.4.10.

Jalanan ini memang tak bernama. Tapi jalanan ini penuh makna. Terserah kau mau katakan apa.

Di setiap musim gugur. Dedaun mulai berjatuhan. Bunga bunga tak lagi betah di tangkainya. Ketika itu kau akan tau (si) apa jalan ini.

0 komentar:

Post a Comment

Hujat lah !!!

 

MOYO © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates