Memori.(Di Depan Gereja Itu)

Pagi itu.
Kau masuki pagar. Meninggalkan dengan seutas senyum. Kau lepas genggaman tanganku. Kau berbisik,'aku hanya sebentar sayang,tunggu aku'. Kau menghilang di balik hiruk pikuk hari minggu di gereja tua itu.

Ketika itu.
Matahari yang terik. Kendaraan yang lalu lalang. Dan teriakan pedagang asongan yang menusuk kuping. Bau keringat bercampur dengan asap kendaraan yang hilir mudik di hadapanku. Bak setrikaan yang di gerakan ibuku dirumah. Ah,aku rindu celotehan ibuku.

Sejam yang lalu.
Kau masih memelukku. Memberi kehangatan di pagi yang membeku. Kau tak lepaskan tanganmu. Dan akupun tak ingin lepaskannya.

Gelisah.
Ketika waktu terus berputar. Kau tak kunjung keluar. Jantung berdegup kencang dan keringat dingin bercucuran. Sementara perutku mulas diantara otakku yang sedang memikirkan keadaanmu. Aku khawatir sayang,kau begitu lama di dalam. Gumamku dalam hati.
Tapi kau sedang berdoa,melakukan ibadahmu. Aku kan sabar disini. Di depan gerbang gereja tua yang tampak kusam dari luar. (aku tak tau tampak dalamnya,karena aku belum tapakkan kakiku disana.)

2 jam berlalu.
Aku semakin gelisah. Pikiranku macam macam. Apa kau baik baik saja? Apa kau pergi,tinggalkan aku sendiri disini? Hanya seutas senyuman yang kau tinggalkan untukku.

Kau kembali.
Di tengah kekacauan di depan gereja. Orang orang sibuk memindahkan mobil dan motornya. Tapi aku bisa melihatmu dengan jelas. Atau aku bisa rasakan jika kau sudah mendekat.

Kau tersenyum kembali. Sembari melangkah dengan wajah merona. Kau tampak bahagia sayang. Raut wajahmu sungguh bahagia.

Kau pun kembali meraih tanganku. Menggenggamnya erat. Hangat memang. Atau entah tanganku yang kedinginan.

Maaf,lama ya? Kau berucap.
Aku hanya menggelengkan kepala. Tapi sesungguhnya aku tak rela jika kau tinggal terlalu lama.


Di atas kasur usang.
13.04.10.

Ku tak kan lupakan tentang gereja itu. Senyum manismu itu selalu ku kenang.

0 komentar:

Post a Comment

Hujat lah !!!

 

MOYO © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates