Ketika di Taman Ini.

Iya.
Di taman ini kita pernah bersama.

Dan.
Di taman ini kau perawani bibir ini.

Ketika detik itu.
Lembayung jingga menghiasi langit.
Perlahan bintang mulai bangun dari istirahatnya.

Kita berdua.
Duduk bersama.
Berpeluk hangat.
Memberi kecupan penuh cinta.

Ingat.
Ketika senja itu kau perawani bibirku.
Di taman.
Di depan pancuran ini.

Burung burung bernyanyi.
Bermain air, dan apa mereka menonton kita?

Ah sudahlah.
Itu hanya burung.

Di bangku di taman penuh bebunga.
Yang mekar bak musim semi.
Guratan bahagia tersirat di wajahmu.
Kau katakan, 'aku sayang kamu'.

Itu ketika kita lewati senja penuh warna bersama di depan pancuran disaksikan burung yang bernyanyi dan mencelupkan tubuhnya ke air.

Ingat itu sudah dulu.

Sekarang.
Kau menghilang.
Membawa segenap angan kita bersama.

Kau pergi membawa sejuta kasih yang ku berikan disetiap kecup mesra dikeningmu.

Kau berlari setelah kau perawani bibir ini.

Apa hanya sampai disitu arti kata sayangmu padaku?

Linangan air mata tak'an bawa kau kembali lagi kemari.
Tak'an membawa kembali ke taman dimana kita memadu kasih bersama.
Dimana semuanya menjadi indah.

Bayanganmu pun tak'an tampak di hadapanku saat ini.

Apa kau takut?
Takut tlah buat ku sakit?
Takut jika aku kan menamparmu?
Menyiramkan air di wajahmu?

Mana semua janji manis tentang masa depan kita bersama?

Kau bawa semuanya.
Separuh nafasku yang kau hiruf dulu.
Darah darahku yang tlah jua mengalir di nadimu.

Aku layaknya mayat hidup.
Semua hidupku ada padamu.

Jika kau mendengarkan pintaku.
Tolong kembalikan jiwaku.
Meski hanya terucap kata maaf dari mulutmu.
Meski kau tak'an kembali dalam dekap hangatku.


08.04.10.

Semua darimu hilang.
Purnama pun tak'an bisa hadirkan bayanganmu.

0 komentar:

Post a Comment

Hujat lah !!!

 

MOYO © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates